EmployeeWork Stuff

Alasan Kenapa Orang Suka Gosip di Kantor

Siapa yang tidak suka mendengar gosip di kantor? Walaupun banyak yang tidak mengakui atau tidak terlibat dalam membicarakannya, namun pasti mendengar apa yang sedang terjadi. Semua gerak-gerik akan dipantau, dan segala hal yang dilakukan atau dibicarakan oleh orang yang menjadi objek gosip, akan semakin menambah gosip itu semakin meluas lagi ceritanya.

Apa itu Gosip dan Mengapa Orang Suka Bergosip di Tempat Kerja

Kita semua tahu bahwa membicarakan orang lain di belakang mereka itu adalah hal yang tidak baik dan seringnya tidak ada urusannya dengan kita sama sekali. Namun kita hidup di dalam lingkungan sosial yang sudah mengakar bahwa adalah normal membicarakan hal yang terjadi pada seseorang.

Lalu kapan suatu cerita, bisa disebut sebagai gosip? Secara harfiah, menurut KBBI, gosip ialah obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan. Sementara dalam bahasa inggris, Gossip adalah:

  1. a person who repeats stories about other people. (Seseorang yang mengulang cerita tentang orang lain).
  2. talk or rumors involving the personal lives of other people. (Omongan atau rumor yang berhubungan dengan kehidupan pribadi orang lain).

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gosip adalah cerita tentang seseorang dimana yang menceritakan tidak terlibat langsung dalam kejadian; biasanya mendengar dari orang yang bersangkutan maupun tidak, dan kemudian diceritakan kembali ke orang lain lagi.

Tanpa tahu fakta yang sebenarnya (cerita orang lain sulit untuk dibilang fakta, terutama jika ada “bumbu-bumbu” asumsi, sehingga kebenarannya sejauh apa dapat masih dipertanyakan), maka hal tersebut dapat disebut sebagai gosip.

4 Alasan Mengapa Orang Bergosip di Kantor

Gosip sangat merugikan organisasi mana pun termasuk perusahaan, dan yang sering terlewatkan adalah mengapa orang bergosip. Namun disini kita akan membahas mengenai alasan mengapa orang suka bergosip walaupun tidak ada maksud untuk menjadi jahat dan merusak reputasi orang yang dibicarakan. Walaupun seringnya berujung rusaknya reputasi atau berubahnya pandangan persepsi terhadap objek gosip):

1. Ketakutan Akan Hal yang Tidak Diketahui.

Jika orang tidak memiliki informasi yang mereka inginkan, mereka takut akan hal yang tidak diketahui dan akan mencoba mengumpulkannya dari orang lain, terutama jika informasi itu tampaknya disembunyikan. Inilah sebabnya mengapa percakapan tertutup sangat merugikan.

Misalnya, seorang kolega berbicara di ruangan manager, kemudian Ia keluar dengan muka tidak enak tapi tidak bicara apa pun. Keesokan harinya dan seterusnya, kolega tersebut tidak datang lagi ke kantor. Pihak perusahaan hanya mengatakan bahwa ia resign dari pekerjaannya.

Namun orang-orang yang melihat langsung kejadiannya akan mulai bertanya-tanya dan menduga-duga apa yang terjadi, terutama karena mereka “tahu” bahwa yang terjadi bukanlah hal biasa. Kemudian segala prasangka dan praduga akan menyebar menjadi gosip dengan cepat.

Ketakutan akan sesuatu yang tidak jelas itulah yang mendorong gosip terjadi di lingkungan kantor. Pendapatpun bisa berbeda-beda tergantung persepsi masing-masing orang dan sejauh apa mereka mengenal objek gosip tersebut.

2. Keinginan untuk Menjadi Bagian dan Diikutsertakan.

Jika orang percaya bahwa mereka tidak memiliki informasi yang dimiliki orang lain, mereka akan merasa dikucilkan dan merasa berada di luar “lingkaran dalam”. Informasi adalah kekuatan. Semua orang ingin menjadi bagian dari tim, dilibatkan, dan cara termudah untuk mengidentifikasi mereka yang merupakan bagian dari sesuatu adalah mereka yang “tahu”. Setidaknyaman apapun seseorang dalam mendengarkan gosip, banyak yang akhirnya ikut terlibat untuk merasa diterima dan dilibatkan.

3. Koneksi dengan Orang Lain

Hidup yang berjalan cepat dan perkembangan teknologi yang memisahkan koneksi langsung dengan orang lain, membuat seseorang tanpa sadar mendambakan komunikasi dan koneksi nyata dengan orang lain. Gosip adalah salah satu cara tercepat dan termudah untuk terhubung dengan manusia lain.

berbagi rahasia tentang hal terlarang dan eksklusif dari menceritakan sesuatu yang subversif mengenai orang lain membuat gosip menjadi suatu alat yang diartikan sebagai terbangunnya koneksi dan kedekatan antar orang-orang yang saling terlibat membicarakannya. Sayangnya koneksi yang terjalin dari kesamaan dan kepercayaan sesaat tidak berarti banyak. Namun buat banyak orang, hal itu cukup.

4. Adanya Keinginan untuk Bekerja dengan Orang yang Sepemikiran

Orang-orang yang dianggap tidak bergaul, tidak kompeten atau tidak bisa diandalkan dalam pekerjaan, tidak cepat beradaptasi, dan banyak hal lainnya yang tidak sesuai di mata kolega dan budaya perusahaan ataupun divisi, biasanya adalah orang-orang yang dijadikan bahan gosip.

Banyak orang yang lebih memilih untuk bergosip dibandingkan membantu koleganya tersebut untuk menyesuaikan diri atau bekerja lebih baik lagi menurut standar mereka.

Bukan tugas para pegawai untuk menilai pekerjaan pegawai lainnya, namun jika tidak ada yang berani bertindak langsung seperti bicara langsung dengan karyawan yang bermasalah tersebut, atau melaporkannya ke atasan langsung atau HRD, maka gosip dan persepsi negatif akan semakin meluas.

Keinginan untuk memiliki standar yang sama dalam bekerja dan kompetensi adalah pemicu dari munculnya gosip mengenai orang-orang tertentu.

Gosip adalah hal yang buruk, namun tidak bisa dihindari di dalam lingkungan sosial dimanapun. Orang-orang yang tidak sepaham dengan arah gosip pun terkadang bisa menjadi korban gosip juga.

Jika tidak ada keinginan untuk mengubah situasi, maka tidak usah kamu pedulikan gosip itu. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan tidak melibatkan diri sama sekali, terutama jika kamu merasa tidak nyaman, tidak punya urusan atau masalah dengan objek gosip.

 

sign

Related Articles

Back to top button