FriendshipRelationship

Hubungan Antara Persahabatan dan Kesehatan Mental

Banyak orang menganggap bahwa teman baik merupakan salah satu orang yang penting di dalam hidup mereka. Namun kebanyakan mereka lupa bahwa tidak semua orang baik, dan tidak semua teman baik itu adalah teman yang benar-benar baik.

Teman baik atau biasa disebut sebagai sahabat seharusnya memiliki komunikasi yang baik; misalnya mengatakan hal yang sebenarnya walaupun mungkin menyakitkan untuk di dengar.

Terkadang banyak orang tidak bisa mengungkapkan atau memilih kalimat yang baik atau enak untuk di dengar, namun seorang sahabat harus dapat melihat maksud baik yang terkandung di dalam setiap kalimat yang diucapkan. Pun jika kamu tidak suka dengan kalimat yang digunakannya, maka kamu bisa juga menegurnya langsung.

Ini adalah salah satu cara untuk saling membangun dan memperbaiki sikap dan perilaku masing-masing sebagai individu yang juga dapat meningkatkan ikatan persahabatan yang dimiliki.

Selain itu, persahabatan yang baik adalah persahabatan dimana kedua individu yang menjalin persahabatan dapat menerima kukurangan, kelebihan, dan keadaan satu sama lain. Ada rasa percaya dan hormat akan batasan yang ditetapkan masing-masing.

Sahabat baik juga melibatkan dukungan yang timbal balik sesuai dengan kemampuan masing-masing; walaupun hanya menawarkan telinga untuk mendengarkan keluh kesah.

Salah satu hal penting yang bisa kamu dapatkan dari memiliki sahabat yang baik ada hubungannya dengan kesehatan mental, sebagai berikut:

Teman dapat Mengurangi Rasa Sepi dan Isolasi Sosial

Tidak dapat dipungkiri bahwa rasa sepi dan isolasi sosial dapat memengaruhi kesejahteraan mental, yang lama-lama akan memengaruhi kesehatan fisik juga. Ditambah dengan pandemik yang melanda, dan berubahnya pengaturan dalam menjalani kehidupan sosial, semakin banyak orang yang merasa kesepian akhir-akhir ini.

Ada sebuah ungkapan yang terkenal “kesepian di tengah keramaian”; dimana kamu dapat merasa kesepian walaupun kamu memiliki banyak teman, atau kamu berada di sekitar banyak orang. Betul, teman dapat membantu kamu untuk tidak merasa terisolasi secara sosial, namun sahabat atau teman yang baik dapat membantu mencegah dan bahkan menghilangkan rasa kesepian yang sedang kamu rasakan.

Jarak dan beberapa faktor lain mungkin mencegah kamu dan sahabat atau teman-temanmu untuk berkumpul secara fisik, tetapi mengetahui bahwa adanya koneksi yang kuat yang kamu miliki dengan sahabatmu, dapat membantumu merasa tidak terlalu sendirian.

Kualitas hubunganlah yang benar-benar diperhitungkan; walaupun secara fisik tidak bertemu, namun komunikasi yang terus terjalin lewat suara pun sudah dapat menghilangkan perasaan sepi itu sendiri.

Persahabatan biasa atau dangkal sering kali tidak memberikan banyak dukungan. Kamu mungkin memiliki teman bermain game, teman kopi, atau mitra olahraga, tetapi jika kamu tidak memiliki teman yang dapat kamu percaya untuk curhat, maka bukan tidak mungkin kamu akan mengalami kesepian.

Teman dapat Mengurangi Tingkat Stres

Dalam kehidupannya, setiap orang pasti pernah mengalami rasa stres, baik berat maupun ringan, dan tentunya berasal dari berbagai sumber. Stres memang tidak mudah terlihat atau seringkali dikesampingkan pengaruhnya, namun apabila sering diabaikan, yang tadinya stres ringan, dapat terus menumpuk yang akhirnya dapat menjadi stres berat.

Stres berkepanjangan memiliki akibat yang buruk terhadap kesehatan mental, dan selain akhirnya dapat memengaruhi kesehatan fisik, juga dapat memengaruhi kehidupan sosial dan kegiatan sehari-harimu sendiri. Terkadang masalah yang ada sulit untuk dihadapi sendiri, terutama jika kamu berhadapan langsung dan belum pernah mengalami masalah tersebut sebelumnya.

Oleh sebab itu, memiliiki orang yang dapat kamu percaya untuk mendengarkan masalahmu saja terkadang sudah cukup membantu, syukur-syukur kamu juga bisa mendapatkan solusi yang bisa dipertimbangkan untuk dipraktikkan.

Ini adalah salah satu fungsi teman atau sahabat yang baik; apakah hanya sekedar meminjamkan telinga untuk mendengarkan masalahmu, atau menjadi teman brainstorming untuk mencari solusi, atau bahkan memberikan solusi yang sesuai dan tepat. Yang manapun tipe teman baikmu ada untukmu disaat kamu bermasalah, dapat cukup membantu mengurangi stres yang dirasakan.

Teman Membantu dalam Pengembangan Diri

Sahabat atau teman yang baik dapat memengaruhi kamu dalam perilaku, pola pikir, dan juga pengembangan diri. Jika ada kamu sering mendengar orangtuamu untuk memilih-milih teman, tidak ada salahnya juga dalam pernyataan itu karena teman memang memiliki andil cukup besar dalam dirimu terutama ketika masuk pada masa remaja hingga umur dewasa muda.

Jika kamu memiliki sahabat atau teman yang baik yang memiliki kebiasaan yang baik, misalnya seperti mengonsumsi makanan sehat dan rajin berolahraga, maka bukan tidak mungkin hal tersebut dapat menginspirasimu untuk melakukan hal yang sama. Jika setelah kamu memiliki semangat untuk melakukan hal tersebut, kamu sudah memiliki teman untuk semakin menambah motivasi dan menjaga semangatmu.

Dalam hal pengembangan diri, pola pikir dan gaya hidup temanmu juga dapat memengaruhi dirimu dan pola pikirmu. Simpelnya begini, memiliki teman yang baik artinya kamu memiliki komunikasi yang baik denganmu; dengan proses komunikasi inilah, pola pikir yang dimiliki akan dapat saling memengaruhi satu sama lain, dan disinilah dirimu secara langsung maupun tidak akan dapat berkembang dan wawasan juga dapat bertambah.

Selain hal positif yang dilakukan temanmu, hal-hal buruk yang terjadi padanya juga dapat dijadikan pelajaran untuk proses pengembangan dirimu. Salah satu caranya adalah dengan mendengarkan dan membantu mencari solusi bersama, terutama jika pengalaman temanmu belum pernah kamu alami sebelumnya, dan begitupun sebaliknya.

Pengalaman yang buruk adalah pelajaran terbaik dalam proses pengembangan dirimu, dan memiliki teman yang mendukungmu tentunya akan sedikit membantu meringankan masalah.

Teman Dapat Membuat Adanya Rasa Memiliki

Pada dasarnya setiap manusia memiliki keinginan bahwa hidup yang mereka jalani memiliki tujuan dan bahwa keberadaan mereka berarti bagi orang lain. Menurut hirarki kebutuhan Maslow dimana ia berteori bahwa kebutuhan dasar manusia yang mendikte perilaku seseorang terbagi dalam lima kategori yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan teori tersebut, kebutuhan untuk memiliki menempati urutan ketiga setelah kebutuhan dasar untuk bertahan hidup dan kebutuhan akan rasa aman dalam menjalani hidup. Seindividualis apapun kamu, perasaan untuk memiliki arti dan dibutuhkan oleh orang lain pasti ada, terlepas apakah kamu mau mengakui dan merasakannya atau tidak.

Memiliki dan menjalin hubungan dalam bentuk persahabatan atau pertemanan adalah salah satu hal yang dapat membantu menumbuhkan perasaan memiliki. Peduli terhadap orang lain membuat hidup lebih bermakna.

Ketika kamu peduli pada orang lain, maka kamu mengambil tanggung jawab untuk menawarkan kasih sayang dan dukungan emosional, dimana hal inii bisa membuat kamu menjadi orang yang lebih kuat dan lebih baik.

Pada saat yang sama, dengan mengetahui bahwa kamu memiliki orang-orang sekitar yang mendukungmu, maka itu juga akan menumbuhkan perasaan aman di dalam dirimu, tanpa sadar kamu tahu bahwa kamu tidak sendirian dalam menjalani hidup ini.

Teman Dapat Membantu Menghadapi Tantangan Hidup

Kehidupan tidak selamanya berjalan indah dan mulus, terkadang hidup bisa menjadi sangat menantang dan bahkan mengerikan. Banyak orang mengalami hal buruk tanpa peringatan, yang terkadang menumbuhkan rasa traumatis yang memengaruhi kesejahteraan emosional yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Setiap tantangan dan permasalahan dalam hidup memiliki dampak yang signifikan terhadap diri kita selanjutnya. Dalam jurnal yang diterbitkan pada tahun 2017, yang berjudul “Adolescent friendships predict later resilient functioning across psychosocial domains in a healthy community cohort”, yaitu diartikan persahabatan yang dimiliki remaja dapat memprediksi ketangguhan dalam masalah psikososial di dalam karakteristik komunitas yang sehat, dimana studi ini menunjukkan bahwa persahabatan kuat yang dimiliki dapat membantu menghadapi tantangan hidup menjadi lebih mudah.

Studi ini mengambil sampel lebih dari 2.000 remaja dalam rentang usia 14 sampai 24 tahun, dimana berdasakan hasil penelitian ditemukan bukti yang menunjukkan persahabatan sangat memengaruhi ketahanan atau kemampuan untuk pulih setelah pengalaman menyedihkan.

Penulis studi mencatat bahwa walaupun dukungan keluarga juga dapat membantu meningkatkan ketahanan diri secara langsung, namun persahabatan memiliki pengaruh akan ketahanan yang lebih besar di kemudian hari dibandingkan dengan dukungan keluarga.

 

sign

Related Articles

Back to top button