EmployeeWork Stuff

Tips Menghadapi Orang yang Menyebalkan di Kantor

Setiap orang memiliki sifat yang menyebalkan buat orang lain. Tentu pandangan sejumlah orang tidak menggambarkan pandangan seluruh orang. Namun, di mana pun kamu bekerja, pasti selalu ada setidaknya satu orang yang dianggap menyebalkan atau sulit untuk didekati, boro-boro akrab.

Seseorang yang sulit bisa siapa saja yang berada di lingkungan kantor, bisa bos kamu yang memiliki ekspektasi yang tidak masuk akal, atau kolega yang pemarah dan tidak suportif. Bahkan bisa jadi klien yang sulit untuk disenangkan atau suka berubah pikiran mengenai apa yang mereka inginkan pada menit-menit terakhir.

Perlu diingat bahwa kamu tidak sendirian berada dalam situasi ini. Hampir semua orang pernah merasakan sulitnya berurusan dengan individu sulit di lingkungan kantornya.

Pekerjaan di kantor selama minimal 8 jam ini membuatmu lebih banyak berinteraksi dengan karyawan lain dibandingkan dengan keluarga atau teman-temanmu. Oleh sebab itu belajar bagaimana “menangani” individu sulit ini secara efektif sangatlah penting, agar kamu tidak ikut menjadi negatif.

Daripada turun ke level mereka dan terpengaruh untuk membalas kelakuan mereka, sangat disarankan agar kamu bisa menahan diri dan tetap bersikap tenang. Tunjukan bahwa kamu adalah seorang yang dewasa dan profesional, dan tidak terpengaruh oleh sikap mereka yang negatif.

Buat kamu yang merasa kesulitan dalam memahami orang-orang dengan kepribadian yang sulit di kantor, berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diingat ketika berhadapan dengan mereka:

1. Adanya Perbedaan Perilaku Antara di Kantor dan di Rumah

Ketika berada di kantor, kamu adalah seorang profesional. Kamu akan bersikap lebih serius, percaya diri, dan mungkin lebih tegas dibandingkan ketika kamu berada di antara teman-teman dan keluarga.

Begitu pun dengan semua orang di kantor. Sikap profesional muncul karena lingkungan dan pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk bersikap selayaknya. Bukan berarti sikapmu yang sebenarnya tidak layak ya, hanya akan ada ekspektasi berbeda ketika kamu berada di lingkungan kerja.

Namun, beberapa orang dapat memiliki sikap berlebihan yang berlebihan di tempat kerja dengan alasannya masing-masing. Cobalah untuk mendekati mereka di luar jam kerja, seperti pada saat makan siang atau acara kantor. Perhatikan apakah sikap mereka memang semenyebalkan itu diluar jam kerja.

Kemudian tanyalah pada dirimu sendiri, “Kalau saya bertemu orang ini di luar pekerjaan dan tidak tahu seperti apa mereka di tempat kerja, apakah saya ingin bergaul dengan mereka?”

Jika jawabannya tidak, maka kepribadian orang itu mungkin terlalu toxic, dan tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk mengubahnya. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan meminimalisir berhubungan dengan orang ini, kecuali jika memang benar-benar harus karena pekerjaan yang memaksanya.

Namun jika sepertinya kamu bisa berteman dengannya, cobalah untuk membangun hubungan secara personal dengan orang tersebut. Orang yang sudah dikenal dan bisa akrab biasanya cenderung lebih lunak dan bisa diajak bekerja sama ketika bekerja.

2. Pada Dasarnya, Orang Bekerja untuk Alasan Alasan yang Sama

Orang bekerja secara umum didasarkan pada 2 hal:

  • Mendapatkan penghasilan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.
  • Berkarir dan bekerja dengan baik agar selalu mendapatkan penghasilan, dan bahkan lebih, untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.

Motivasi inilah yang membuat banyak orang mudah stres, karena banyak yang merasa bahwa ini terkadang menjadi beban. Ketika stres mendera, bukan tidak mungkin emosional dan mental menjadi tidak stabil, sehingga ketika berada di kantor, beberapa orang dapat bersikap menyebalkan.

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengomunikasikan dengan baik apa yang kamu butuhkan dari mereka, dan cari cara untuk mempermudah pekerjaan mereka.

Misalnya, kamu membutuhkan suatu barang dikirim ke tempat klienmu yang berada di negara lain. Tugas temanmu ini adalah mengurus pengiriman tersebut, namun orangnya galak kalau dimintai tolong, padahal itu adalah pekerjaannya.

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan bertanya padanya, “Kalau mau kirim barang ke Singapore, kamu butuh informasi apa saja dari saya, atau apakah ada dokumen yang harus saya siapkan supaya barangnya bisa dikirim hari ini juga?”

Orang tersebut pasti akan menjelaskan ke kamu mengenai prosedur, informasi, dan dokumen apa saja yang butuh kamu siapkan. Prosedur yang ada biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaanmu sendiri, sehingga penting juga bagi kamu untuk mengetahuinya. Jika semua sudah disiapkan dari sisi kamu, maka tidak ada alasan bagi orang tersebut untuk bersikap galak dan tidak kooperatif lagi.

Banyak orang terkadang terlihat tidak kooperatif, namun banyak juga orang yang tidak mengerti sistem, prosedur, dan kewajiban pekerjaan. Perlu diketahui bahwa semua unit dalam kantor saling berkaitan antara satu sama lain dalam hal cara pengerjaan.

Sebagai contoh, kamu ingin memesan barang, dan kamu tahu yang memesan barang adalah tim purchasing, namun kamu tidak bisa seenaknya saja bilang mau pesan ini itu lewat email.

Prosedur yang benar adalah kamu harus membuat PR (Purchase Requisition – dokumen internal perusahaan yang digunakan untuk memberi informasi kepada manajer departemen dan tim purchasing tentang barang-barang yang dibutuhkan dan dibeli) yang harus ditanda-tangani oleh manajer departemen atau orang yang ditunjuk untuk memberi persetujuan. Baru setelah itu kamu dapat mengirimkan dokumen tersebut untuk diproses lebih lanjut oleh tim purchasing.

Intinya, setiap ada permintaan, setiap pekerjaan selalu membutuhkan usaha dari kedua belah pihak: yang membuat permintaan dan yang memproses permintaan.

Kalau kamu tidak mengetahui prosedur yang benar, maka tidak heran kalau ada beberapa orang yang bersikap tidak kooperatif. Di matamu orang tersebut menyebalkan, namun di mata orang itu sikapmu juga bisa dianggap menyebalkan.

Jika kamu sudah mengerti alur, proses, dan tanggung jawabmu, maka ketika ia bersikap tidak kooperatif, tidak ada salahnya untuk menegur orang tersebut karena tidak mau mengerjakan bagian pekerjaannya.

3. Tidak Ada Manusia yang Sempurna

Semua orang membuat kesalahan dan terkadang tidak bisa mengontrol emosi mereka di tempat kerja. Daripada sibuk merasa kesal dan tidak menyelesaikan masalah atau apa yang butuh untuk diselesaikan, cobalah untuk sedikit memahami apa yang membuat mereka sulit untuk bekerja sama.

Buat sebagian orang, stres atau kecemasan yang melanda seseorang di tempat kerja terkadang terlalu berat untuk mereka tangani sendiri. Terkadang, hal tersebut memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan emosional mereka.

Pada dasarnya, orang yang dianggap menyebalkan adalah orang yang tidak bahagia pada suatu hal dalam hidupnya. Kamu tidak pernah benar-benar tahu hidup seseorang. Kebanyakan orang menunjukkan dirinya sebagai suatu persona yang ingin dilihat oleh orang lain.

Jika kamu mau, kamu bisa meluangkan sedikit waktu untuk mencoba memahami seseorang. Terkadang kita hanya melihat seseorang dari kulit luarnya saja dan menilai dengan persepsi kita sendiri apakah hal tersebut baik atau buruk. Padahal persepsi tersebut bisa saja salah.

Sebagai contoh, kamu dan banyak orang tidak suka dengan A, karena A judes, galak, dan suka membentak. Namun, suatu hari kamu melihat B ngobrol akrab dengan A, dan kamu jadi bertanya-tanya sendiri:

  • Kamu: “Kok lo mau sih temenan dengan A? orangnya kan judes banget, suka bentak-bentak lagi.”
  • B: “Ih si A tuh emang suaranya keras dan nadanya galak, tapi nggak ada maksud bentak atau marah. Emang cara ngomongnya aja gitu. Mukanya juga dari sananya begitu, judes. Mau diapain lagi kan. Orangnya baik dan cekatan banget tau, semua yang dikerjain dia pasti cepet beres.”

Setelah mendengar hal tersebut, apa yang akan kamu lakukan?

  1. Kamu akan tetap pada pendirianmu dengan risiko adanya perasaan malas dan kesal kalau ada hubungan pekerjaan dengan orang tersebut.
  2. Kamu menggunakan informasi yang didapat untuk mencoba memahami dan mencari cara agar kalian bisa bekerja sama dengan baik ke depannya.

Kurangnya pemahaman terhadap orang lain dapat membuat persepsi yang berbeda. Semuanya kembali lagi ke kamu, apakah kamu mau menjadi kolega yang profesional, atau menjadi kolega yang tidak peduli.

4. Ini Hanyalah Sebuah Pekerjaan

Kamu mungkin tidak bekerja di suatu perusahaan selamanya, begitu pun juga dengan orang menyebalkan itu. Jika pada sampai suatu titik dimana kamu merasa suasana sudah tidak kondusif lagi, walaupun kamu sudah berusaha untuk memahami dan mencari cara agar dapat bekerja sama, mungkin sudah waktunya untuk mendiskusikan masalah ini kepada HRD atau mencari pekerjaan baru.

Namun jika kamu memilih untuk bertahan di perusahaan, maka anggaplah ini sebagai suatu risiko pekerjaan yang harus kamu hadapi. Pada akhirnya, ketika waktunya pulang, kamu tidak harus berhadapan dengan mereka lagi. Tinggalkan semua beban pekerjaan dan orang-orang tersebut di kantor, usahakan untuk tidak membawa kekesalan itu ke rumah.

Jangan sampai waktu luang dan istirahatmu masih dipenuhi oleh hal-hal menyebalkan di kantor. Jika tidak, maka kamu sendiri yang lama kelamaan akan berubah menjadi orang yang tidak bahagia dan bisa berubah jadi orang menyebalkan juga di kantor.

Ketika sudah sampai rumah, cobalah untuk bersantai dan bersenang-senang dengan keluarga atau melakukan hobi yang kamu sukai. Buatlah dirimu tenang dan istirahatlah yang cukup agar dapat menghadapi keesokan hari dengan lebih baik lagi.

Tidak semua hal dapat kita kontrol, begitupun dengan orang lain. Namun yang bisa kontrol adalah diri kita sendiri. Ingatlah tujuanmu bekerja, dan fokuslah dengan tujuan tersebut. Karena hanya hal tersebutlah yang bisa membuatmu tetap semangat untuk bekerja.

 

sign

Related Articles

Back to top button