Gaya hidup minimalis bukanlah sebuah konsep baru atau kekinian. Faktanya, konsep gaya hidup minimalis telah diterapkan sejak ribuan tahun yang lalu.
Terinspirasi oleh estetika kesederhanaan Budha, gerakan minimalis muncul untuk menentang konsumerisme modern. Istilah minimalisme sendiri mulai muncul dalam dunia seni yang dipopulerkan oleh penulis, fotografer, arsitek, dan seniman yang ditunjukkan lewat karya-karyanya.
Gerakan minimalis pada karya senipun akhirnya mulai bergeser kembali ke asal inspirasinya sendiri yaitu Budha. Ini bukan lagi sekedar gerakan, tapi sudah mengarah pada gaya hidup.
Apa itu Gaya Hidup Minimalis
Sesuai dengan namanya, gaya hidup minimalis adalah gaya hidup sederhana yang berfokus pada hal-hal penting dan berguna yang dapat dimiliki oleh seseorang.
Caleb Backe yang merupakan pakar kesehatan dan kebugaran bersertifikat untuk Maple Holistics, percaya bahwa seorang yang menjalankan hidup minimalis akan sengaja berfokus pada apa yang benar-benar penting, dan membuang barang yang tidak membuat bahagia.
Atau seperti yang dikatakan Marie Kondo, simpanlah barang-barang yang sparks joy (memicu rasa bahagia atau senang) ketika melihatnya. Sementara kamu bisa menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak menimbulkan perasaan apa-apa, terutama yang membuat rasa sedih atau kesal ketika melihatnya.
Keuntungan Menjalankan Gaya Hidup Minimalis
Terdapat beberapa keuntungan ketika menjalani prinsip hidup minimalis. Salah satunya adalah ketika barang yang kita miliki lebih sedikit maka kita akan menghabiskan waktu sebentar saja untuk membersihkan dan merapihkan rumah kita.
Dengan menghemat waktu di satu sisi (membersihkan rumah), maka kita akan memiliki banyak waktu untuk sisi lain seperti waktu untuk keluarga, teman, dan pekerjaan atau kegiatan kita yang lain. Gaya hidup minimalis memungkinkan kita untuk fokus meningkatkan prioritas dan produktivitas kita.
Sebuah studi tahun 2009 oleh Darby Saxbe dan Rena Repetti menemukan bahwa kekacauan akibat rumah berantakan sebenarnya dapat meningkatkan tingkat hormon kortisol alias hormon stres. Oleh karena itu, membebaskan rumah dari barang-barang yang tidak perlu, dapat membantu kamu membebaskan pikiran dari stres.
Selain itu, dengan menjalankan gaya hidup minimalis, kamu dapat berhemat banyak. Kenapa, karena kamu akan fokus membeli barang-barang yang kamu butuhkan saja, bukan hanya yang kamu inginkan.
Cara Memulai Gaya Hidup Minimalis
Cara paling mudah yang dapat kamu lakukan adalah dengan melakukannya secara bertahap. Mulailah dari hal kecil seperti koleksi pakaian dalam lemari. Ketika membuka lemari, dan kamu melihat satu per satu pakaian yang kamu miliki, maka tanyakan pada dirimu sendiri 3 hal ini:
- Apakah pakaian tersebut akan dipakai lagi dalam 3-6 bulan ke depan?
- Apakah kamu masih sayang dengan pakaian tersebut?
- Apakah kamu membutuhkan pakaian tersebut untuk sehari-hari atau acara khusus?
Jika pakaian yang kamu lihat sepertinya tidak akan kamu gunakan dalam 3-6 bulan ke depan, atau sepertinya pada saat acara khusus juga tidak akan kamu pertimbangkan untuk dipakai, atau tidak ada kenangan manis dengan pakaian tersebut, berarti pakaian tersebut sudah tidak lagi memiliki tujuan di dalam lemari dan hidupmu.
Memang tidak mudah untuk dilakukan, tapi ketika ada keinginan menjalankan suatu hal yang baru, kita harus berusaha untuk memulainya. Ingat, lakukan secara bertahap dan perhatikan bahwa ketika membuang sesuatu, apakah sebulan kemudian kamu masih mencari barang itu atau malah sudah lupa sama sekali.
Gaya Hidup Minimalis Bukan Hanya Soal Barang
Gaya hidup minimalis bukan hanya sekedar memiliki rumah dengan perabot sedikit namun penting dan fungsional saja. Gaya hidup bukan hanya sekedar proses eksternal, namun juga proses internal.
Pada awalnya kamu mungkin hanya fokus pada barang; memilih untuk menyimpan atau menyingkirkannya. Lama-lama pikiranmu akan mulai merambah pada pilihan finansial; apakah perlu membeli atau tidak.
Kemudian semakin kamu merangkul gaya hidup minimalis lebih dalam, kamu juga tanpa sadar akan selektif memilih orang-orang dalam lingkaran hidupmu, misalnya apakah berteman dengan A lebih banyak memunculkan emosi negatif dibanding positif, dan lain sebagainya.
Begitupun dalam mengambil suatu keputusan. Penting bagi kamu untuk berani mengatakan “Tidak” pada hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan. Katakan “Ya” hanya ketika kamu mau melakukannya dan/atau memang harus melakukannya karena sudah merupakan kewajiban.
Perlu diingat bahwa menjalani gaya hidup minimalis memiliki tujuan untuk diri kamu sendiri dapat fokus pada prioritas, produktivitas, dan rasa bahagian dalam menjalani hidup.