Sepanjang hidup kita dikelilingi oleh banyak orang; mulai dari keluarga, teman, dan kenalan. Orang-orang yang kita kenal ini dapat terbagi dalam tiga kategori, yaitu:
- orang-orang yang membawa kebahagiaan dan memiliki kontribusi dalam pengembangan diri kita
- orang yang membuat kita sedih, kecewa, dan menguras energi kita
- orang-orang yang tidak memiliki signifikansi pada perasaan dan perkembangan diri kita.
Sampai pada umur tertentu buat sebagian besar orang, memiliki teman yang banyak merupakan suatu goal yang harus dicapai; berteman dengan siapa pun tanpa peduli apakah kepribadiannya cocok dengan kita atau tidak.
Namun seiring dengan berkembangnya usia, kamu akan mulai berpikir ulang mengenai teman-teman yang kamu miliki. Terkadang seorang teman bisa hilang dari hidup kita tanpa kita sadari, terkadang kita mempertahankan seseorang yang “salah” hanya karena waktu pertemanan yang sudah berjalan lama, dan banyak alasan lainnya mengapa banyak orang datang, pergi, atau tetap ada bersama kita.
Beberapa teman menjadi seperti keluarga. Di sisi lain, beberapa teman menjadi lebih buruk daripada musuh: mereka menjadi parasit. Sangat wajar jika persahabatan berubah selama bertahun-tahun.
Tapi apa yang terjadi ketika persahabatan yang kamu miliki telah jadi hubungan persahabatan yang toxic?
Menurut Florence Isaacs, penulis Toxic Friends/True Friends, menjelaskan bahwa sahabat yang toxic adalah seorang sahabat atau teman yang tidak mendukungmu, menguras tenaga, tidak menguntungkan, menyesakkan, tidak memuaskan, dan sering kali tidak setara.
Isaacs juga mengatakan bahwa teman-teman toxic dapat membuatmu stres; mereka memanfaatkanmu, tidak dapat diandalkan, terlalu menuntut, dan tidak memberikan balasan apa pun.
Berikut adalah 4 tipe teman yang harus kamu hindari agar hidupmu dapat lebih bahagia:
Teman Kompetitif
Tidak ada yang salah dengan sedikit kompetisi di dalam persahabatan. Namun ketika persahabatan menjadi lebih dari sebuah kompetisi, mungkin sudah waktunya untuk mengakhirinya.
Tipe teman seperti ini selalu mencari cara untuk bersaing, apakah itu untuk menarik perhatian seorang pria/wanita, mendapatkan persetujuan teman lain, atau untuk pujian yang berhubungan dengan pekerjaan.
Teman yang kompetitif tidak memiliki kemampuan untuk merasa senang atau sekadar memberi selamat atas pencapaian atau hal positif yang terjadi kepada kamu atau teman lainnya. Mereka akan selalu tidak mau kalah dengan mengatakan hal-hal lebih baik yang telah dicapainya.
Teman Negatif atau Pesimis
Persahabatan melibatkan banyak emosi dan hal, baik itu positif atau negatif. Apapun masalah atau kebahagiaan yang sedang kamu rasakan, maka sahabat yang baik akan selalu ada untuk mendukungmu dan itu juga berlaku sebaliknya.
Hubungan yang sehat adalah hubungan timbal balik, dimana ada keseimbangan antara dua orang individu yang menjalin persahabatan. Namun jika kamu memiliki teman yang negatif, maka persahabatanmu akan terlihat seperti sesi terapi yang tidak pernah berakhir.
Ciri-ciri teman seperti ini seringkali atau bahkan selalu menanggapi hal positif yang terjadi dalam hidupmu dengan cara negatif; seperti mengatakan bahwa ia tidak cukup baik untuk mendapatkan hal positif sepertimu. Ia akan menjadi insecure, dan terkadang membuatmu merasa tidak enak telah berbagi kebahagiaan yang kamu rasakan.
Teman Kritikus
Tipe teman kritikus dapat membuatmu merasa bahwa kamu sepertinya tidak bisa melakukan apa pun dengan benar, terutama saat berada di sekitar teman ini. Ia akan terus menerus memberi kritikan pada apapun yang kamu pakai atau lakukan.
Mungkin kamu tidak akan langsung menyadarinya karena kritiknya dilakukan dalam bentuk bercandaan atau komentar santai yang langsung tercetus ketika melihatmu atau mendengarmu melakukan sesuatu.
Teman kritikus ini ‘dapat’ menelan kepercayaan diri dan tenagamu karena kamu akan selalu berada dalam kondisi mental “bertahan dari serangan” atas kritik teman macam ini.
Teman Tukang Gosip
Ini tipe teman yang jika kamu berbagi rahasia, dan mengatakan padanya “jangan bilang siapa-siapa ya,” kemudian keesokan harinya kamu mengetahui kalau orang lain diluar temanmu tersebut juga mengetahui hal rahasia tersebut. Hati-hati dengan teman tipe ini, terutama jika setelah kamu menegurnya, Ia tetap tidak berubah, maka sebaiknya hindari untuk berbagi rahasia pribadi kamu dengannya.
Perlu diingat bahwa tipe diatas hanyalah merujuk pada salah satu sifat dominan yang sering ditunjukkan. Bukan berarti temanmu yang memiliki sifat tersebut adalah teman yang tidak baik dalam hal lainnya.
Namun dalam sebuah hubungan, individu-individu yang terhubung ini harus merasa nyaman antar satu sama lain. Apabila sifat tersebut diatas telah membuatmu merasa tidak nyaman, maka ada baiknya kamu menghindari teman tersebut.
Perasaan tidak aman, stres, dan ketakutan tidak seharusnya datang dari orang yang kamu anggap teman. Apabila ia memang teman yang baik dan terbuka atas masukan atau pendapat, maka lebih baik kamu bicarakan mengenai sifatnya yang mengganggumu.
Apabila ternyata ia tidak dapat menerimanya, dan kamu merasa bahwa memakluminya adalah suatu hal yang berat, maka mungkin memang hubungan pertemanan kalian terpaksa selesai.
Ingat bahwa setiap pertemuan, perpisahan, dan pengalaman yang kamu lalui adalah merupakan pelajaran untuk membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Mungkin awalnya sulit, tapi yakinlah bahwa kamu akan baik-baik saja.