8 Perilaku Toxic dalam Suatu Hubungan

Perhatikan Tanda-Tandanya!

Menjalin hubungan dengan individu toxic merupakan salah satu hal paling berat yang dijalani seseorang, terutama korban dari perilaku toxic yang dimiliki pasangannya. Ketika berada di dalam toxic relationship, energi fisik dan mental akan terkuras habis karena merasa bahwa kontrol terhadap hidupnya bergantung satu sama lain.

Individu toxic menggantungkan fisik dan mentalnya untuk sibuk mengontrol pasangannya, sementara pasangannya yang menjadi korban akan mudah lelah secara fisik dan mental untuk berusaha mengikuti kemauan individu toxic baik secara sukarela maupun tidak.

Korban yang menggantungkan hidupnya menuruti kemauan individu toxic ini biasanya beralasan bahwa ia tidak mau ribut, atau turutin aja daripada dia marah-marah terus, atau ikutin aja daripada nanti ditinggalin, sayang udah pacaran sekian tahun, dan banyak alasan lainnya mengapa mereka tidak mau melepaskan diri walaupun sudah tidak merasa bahagia.

Siapa pun dapat memiliki perilaku toxic; pria, wanita, orang tua, sahabat, teman, kolega, bos di kantor, bahkan semua orang di dunia. Perlu diingat bahwa perilaku toxic dapat dilakukan siapa pun, karena sebagai manusia kita selalu ingin mengontrol hidup kita, termasuk orang-orang di dalamnya.

Namun untuk mengatakan bahwa seseorang benar-benar toxic (kita sebut saja individu toxic) adalah berdasarkan sering tidaknya mereka berlaku toxic dan seberapa besar ia mengontrol hubungan yang kalian miliki dan kontrol terhadap kamu sebagai individu.

Jenis Perilaku Toxic dalam Hubungan

Berikut adalah 8 perilaku individu toxic secara umum, yang biasanya dilakukan kepada pasangannya. Perilaku ini tidak terbatas pada pasangan dalam hubungan romatis saja, tapi juga dapat dilakukan oleh keluarga dan sahabat.

Cara Mengatasi Toxic Relationship

Pengecualian penting dalam toxic relationship adalah dengan tidak menoleransi kekerasan fisik apapun bentuknya, karena ketika kekerasan fisik terjadi bukan hanya tubuh tapi secara psikologis juga akan terganggu.

Ketika seseorang sudah mulai “main” fisik sekali, lalu minta maaf dan kamu memaafkan dan bertahan dalam hubungan itu, apa yang dapat menghentikannya untuk melakukannya lagi dengan kekerasan yang semakin meningkat? Karena dalam pikirannya kamu akan memaafkannya lagi ketika ia minta maaf.

Pada dasarnya, kamu tidak dapat mengubah seseorang kecuali orang tersebut mau berubah atas keinginannya sendiri. Kenapa, karena banyak orang tidak merasa bahwa apa yang mereka lakukan salah, terutama jika tidak ada yang pernah menentangnya.

Namun sebaliknya, kamu dapat mengubah dirimu sendiri. Sebelum melangkah untuk mengonfrontasi individu toxic dalam hidupmu, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membangun kembali harga diri dan rasa percaya dirimu yang telah hilang.

Kamu harus merasa bahwa kamu cukup baik dan berharga, sehingga jika setelah berusaha untuk memperbaiki hubunganmu dengan individu toxic ini namun tidak berhasil dan pada akhirnya harus mengakhiri hubungan toxic ini, kamu tahu kamu akan baik-baik saja, dan kamu pantas mendapatkan orang yang lebih baik lagi.

Hanya kamu seorang yang dapat mengubah pola pikir tersebut; buku, artikel, dan dukungan moral teman-teman hanyalah langkah awal untuk membuka pikiranmu, tapi untuk dapat percaya sepenuh hati bahwa kamu adalah orang yang cukup berharga, hanya kamu sendiri yang bisa melakukannya.

Kemudian setelah kamu merasa cukup berharga dan percaya diri, kamu bisa mulai untuk mengomunikasikan atau mengonfrontasi perilaku toxic pasanganmu, dan berikan perilaku alternatif pada pasanganmu seperti bagaimana kamu ingin diperlakukan. Ini mungkin akan sulit, namun kamu harus tetap tenang dan tetap pada pendirianmu.

Jika mereka tidak mau berubah, maka tinggalkan sementara sambil ditanya lagi setelah beberapa waktu, dan jika mereka masih tidak mau berubah maka kamu harus bersiap meninggalkannya. Lalu jika mereka janji mau berubah tapi kemudian kembali berlaku toxic lagi, maka ingatkan lagi, hingga ia dapat berubah atau kamu harus menyelesaikan hubungan ini.

Intinya, mengubah sifat bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun jika ia masih tetap berusaha untuk berubah agar tetap dapat mempertahankan hubungan kalian, kamu harus menghargai usahanya juga.

Namun pertanyaan selanjutnya adalah, apakah kamu mau terus-terusan mengingatkannya untuk berubah? apakah cara ini membuatmu dan dia merasa sama-sama bahagia? Atau kalian sama-sama bertahan cuma sekedar ingin mempertahankan, namun sama-sama tidak bahagia?

Keluar dari hubungan toxic tidaklah mudah, namun bukannya tidak mungkin. Dan jika kamu berhasil keluar, masih banyak yang harus dilakukan untuk keluar dari rasa trauma yang kamu rasakan.

Namun yakinlah bahwa ketika kamu bisa keluar dari hubungan toxic, maka kamu juga akan dapat mengatasi rasa trauma, dan dapat menjalani kehidupanmu dengan normal bahkan mungkin lebih baik lagi.

 

Exit mobile version