Kamu harus tahu keuntungan, kerugian, dan tantangan apa saja yang kamu dapatkan ketika kamu memutuskan untuk berwiraswasta.
Kurangnya lapangan pekerjaan yang ada, sementara kebutuhan hidup harus selalu terpenuhi membuat banyak orang berusaha mencari alternatif untuk mendapatkan penghasilan. Salah satunya adalah dengan menjadi wiraswasta.
Wiraswasta adalah keadaan bekerja di mana seseorang bekerja untuk diri sendiri daripada bekerja untuk orang lain atau perusahaan. Buat kamu yang memiliki keahlian dan keterampilan pada bidang tertentu, menjadi wiraswasta merupakan salah satu pilihan yang menawarkan banyak keuntungan, termasuk imbalan dalam bentuk finansial.
“The most dangerous poison is the feeling of achievement. The antidote is to every evening think what can be done better tomorrow.”
-Ingvar Kamprad, IKEA founder
Penghasilan seorang wiraswasta didapatkan dari kontrak kerja tertentu dengan suatu bisnis atau perusahaan, namun kewajibannya terbatas pada kontrak perjanjian kerjasama yang dibuat dan dengan upah yang telah disepakati.
Bedanya dengan pegawai perusahaan, kamu bisa memasang tarif sesukamu, tergantung dari keahlian yang dapat kamu tawarkan, bahkan kamu bisa mengerjakannya dari rumah atau dimanapun, tanpa harus setiap hari datang ke kantor dan minimal berada selama 8 jam di sana.
Namun seperti hal lainnya, berwiraswasta memiliki keuntungan, kekurangan, dan tantangan tersendiri yang timbul dari bentuk pekerjaan. Berikut kita akan bahas lebih dalam lagi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kewiraswastaan:
Keuntungan Menjadi Wiraswasta
Di sini kita akan membahas beberapa keuntungan yang mungkin didapat oleh seorang wiraswasta:
1. Kemandirian dalam Bekerja
Jika kamu adalah tipe orang yang suka bekerja mandiri, dalam artian cara mengerjakan, waktu bekerja, dan minimal supervisi, maka kamu cocok menjadi wiraswasta. Perlu diingat bahwa walaupun kamu memiliki kontrak kerja pada perusahaan atau orang lain, mereka bukanlah atasan atau bos kamu.
Orang atau perusahaan yang mengontrakmu adalah klien kamu. Seperti halnya klien, mereka hanya membutuhkan hasil dari pekerjaan yang mereka tawarkan dan sepakati dalam kontrak kerja.
Sebagai contoh, suatu perusahaan memintamu untuk membuat desain kampanye produk baru yang dapat dicetak sebagai banner dan flyer. Waktu pengerjaan adalah 2 minggu terhitung dari tanggal penandatanganan kontrak kerja, dan kamu akan dibayar sekian rupiah setelah desain disetujui.
Jika kamu bisa menyelesaikannya dalam waktu 3 hari dan disetujui, maka kamu tidak perlu bekerja selama 2 minggu penuh. Kamu pun tetap akan dibayar sesuai perjanjian kontrak.
Pilihannya kamu bisa bekerja non-stop selama 3 hari, atau santai-santai selama 2 minggu tergantung mood bekerja, adalah pilihan dan fleksibilitas seorang wiraswasta. Selama kamu dapat memberikan hasil dalam waktu yang disepakati, maka cara kerja dan jam kerjamu ya tergantung pilhan dan kenyamanan dirimu sendiri.
2. Bebas Menentukan Pilihan
Kamu punya banyak keahlian? Lebih banyak lagi yang bisa kamu lakukan sebagai wiraswasta! Jika kamu bekerja pada suatu perusahaan, maka pekerjaan dan keahlianmu akan terbatas pada satu industri dan jabatanmu, dimana itu akan menjadi suatu rutinitas harian kamu. Ini bukanlah suatu kekhawatiran kalau kamu berwiraswasta.
Dengan berwiraswasta kamu dapat memastikan bahwa kamu dapat melakukan hampir semua hal yang kamu sukai. Tidak peduli bidang atau pekerjaan apa yang kamu pilih untuk dikerjakan, maka itu akan sepenuhnya menjadi pilihan kamu sendiri. Kamu dapat menyesuaikan pekerjaan sesuai dengan keterampilan, keahlian, dan minat kamu.
Semakin kamu ahli dan terampil dalam suatu hal, maka kamu bisa memberikan hasil yang berkualitas pada pekerjaanmu. Jika sudah bosan mengerjakan suatu hal yang sama, kamu juga memiliki kebebasan untuk menolak atau tidak mengambil pekerjaan yang ditawarkan.
Kamu juga bisa mempelajari hal lain yang menarik minat kamu, tapi belum pernah mengerjakannya. Disini kamu mulai mencari pekerjaan level mudah untuk menambah pengalaman dan pengetahuan, sambil tetap mendapatkan penghasilan.
3. Keuntungan Finansial
Ketika berwiraswasta, ada begitu banyak pilihan untuk dilakukan. Menjadi wiraswasta tidak melulu harus memiliki kontrak kerja dengan perusahaan. Berbisnis selalu menjadi pilihan yang bisa dicoba, seperti berdagang atau menjadi dropshipper di e-commerce atau lewat media sosial.
Kamu juga bisa mencoba menjadi blogger, youtuber atau influencer. Pilihan tersebut dapat dilakukan tanpa kontrak kerja, namun tetap bisa menghasilkan pemasukan buat kamu.
Selain itu terdapat berbagai pengeluaran yang tidak perlu kamu keluarkan ketika kamu adalah wiraswasta, misalnya seperti ongkos transportasi untuk ke kantor, sewa tempat atau stok barang seperti berbisnis, perhitungan pajak penghasilan yang berbeda, dan lain sebagainya.
Kelemahan atau Kerugian Menjadi Wiraswasta
Selain keuntungan, tentunya kamu juga harus mempertimbangkan kelemahan atau kerugian yang mungkin dihadapi dan dialami dalam berwiraswasta:
1. Kurangnya Rasa Aman Secara Finansial
Penghasilan wiraswasta datang dari pekerjaan yang dilakukan, bahkan jika kamu terikat kontrak, ada saja kemungkinan kamu tidak dibayar, entah karena klien tidak puas dengan hasil pekerjaan sehingga tidak mau membayar, klien yang ghosting (menghilang dan tidak bisa dihubungi) setelah pekerjaan selesai, dan lain sebagainya.
Selain itu ada beberapa perusahaan yang membayar sesuai dengan terms pembayaran vendor, misalnya 3 bulan setelah invoice masuk, sehingga ada waktu tunggu untuk menerima pembayaran.
Pada saat-saat tersebut, belum dibayar atau ditipu, kamu tidak memiliki pemasukan tetap dan langsung, sehingga kamu harus dapat mengerjakan dan mengambil beberapa pekerjaan sekaligus agar dapat memiliki pemasukan. Inilah yang membuat banyak orang juga ragu-ragu untuk mulai berwiraswasta.
2. Tidak ada Keuntungan dari Sisi Lain
Ada beberapa perusahaan yang menggaji karyawan yang mengambil cuti, ada juga yang mengganti uang cuti yang tidak terpakai, adanya THR dan bonus tahunan, namun ketika berwiraswasta maka tidak ada “uang kaget” seperti itu, uang yang kamu dapat adalah ketika kamu selesai melakukan pekerjaan.
Selain itu tunjangan seperti BPJS ketenagakerjaan, jaminan hari tua, BPJS kesehatan dan asuransi pun juga tidak ada. Kamu harus membayar semuanya sendiri jika terjadi apa-apa dengan dirimu.
3. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar ketika kamu memiliki penghasilan. Kamu harus mengerti tata cara melapor dan perhitungan pajak dari pekerjaan yang kamu lakukan.
Terutama jika kamu memiliki kontrak langsung dengan perusahaan, pendapatan kamu bisa dipotong pajak, sehingga kamu harus mengerti perhitungan pajak agar dapat memberikan harga yang sesuai dengan harapan kamu.
Tantangan Menjadi Wiraswasta
Setelah mengetahui keuntungan dan kerugian menjadi wiraswasta, kamu juga harus mengetahui tantangan apa yang kamu harus hadapi:
1. Memiliki Portofolio Pekerjaan
Seorang wiraswasta haruslah memiliki kehahlian dan keterampilan dalam bidang tertentu. Untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa membayar mahal, maka kamu harus memiliki portofolio dari pekerjaan sebelumnya yang dapat mendukung klaim kamu sebagai ahli dalam bidang tersebut.
Sebagai contoh, kamu memiliki keahlian dalam bidang desain, maka kamu harus memiliki bukti pekerjaan yang sudah kamu lakukan dan kamu pernah kerjasama dengan perusahaan apa saja.
Jika kamu masih baru mulai dan belum memiliki portofolio, maka kamu dapat menunjukkan contoh-contoh desain yang telah kamu buat sendiri agar klien dapat menilai apakah desainmu cocok dengan mereka atau tidak.
2. Risiko Pekerjaan
Menjadi wiraswasta berarti mencari pekerjaan sendiri dan juga bertanggung jawab sendiri atas pekerjaan yang diambil. Jika kamu memiliki masalah dalam pengerjaan atau gagal mengerjakan pekerjaan yang kamu ambil, maka kamu harus mencari cara sendiri untuk menyelesaikannya dan menghadapi langsung klien kamu.
Berbeda dengan kerja di perusahaan, dimana ketika kamu melakukan kesalahan, maka kamu memiliki kolega dan atasan yang dapat membantu kamu menyelesaikannya dengan benar, atau membela kamu dihadapan klien. Sementara hal ini tidak ada jika kamu berwiraswasta.
3. Stabilitas Pendapatan
Sebagai wiraswasta, kamu harus mampu memprediksi dan merencanakan keuangan kamu dengan baik agar selalu ada pemasukan. Terkadang kamu bisa saja tidak memiliki pekerjaan sama sekali, entah karena tidak adanya deal atau tidak adanya tawaran yang membutuhkan keahlianmu.
Disinilah tantangannya, apa yang akan kamu lakukan ketika tidak ada pekerjaan yang bisa kamu kerjakan? apakah kamu memiliki tabungan atau simpanan uang setidaknya sampai tawaran kerja kembali muncul? bagaimana kamu mengatasi pengeluaran hidup sehari-hari?
4. Persaingan Ketat
Bukan hanya melamar kerja di perusahaan saja kamu bersaing, dunia wiraswasta pun memiliki ladang persaingan sendiri. Setiap pemberi pekerjaan membutuhkan minimal satu orang saja untuk setiap penawaran yang mereka buka.
Kalau kamu beruntung, kamu bisa mendapatkan pekerjaan tersebut, namun seringkali kamu kalah karena ada wiraswasta yang keahliannya lebih tinggi, memberi harga lebih murah dibanding kamu, menjanjikan waktu pengerjaan lebih cepat, dan lain sebagainya.
Dunia kerja dan berbagai bentuk usaha untuk mendapatkan penghasilan memiliki keuntungan, kerugian, dan tantangan tersendiri bagi yang menjalaninya. Namun pilihan tersebut tetap kamu sendiri yang menentukan. Apa yang sesuai untuk orang lain, belum tentu sesuai untuk kamu, dan juga sebaliknya.
Menjadi wiraswasta pun merupakan pilihan. Apakah dalam bentuk usaha sementara sebelum mendapatkan pekerjaan di perusahaan, menabung untuk modal bisnis, mencari pendapatan tambahan diluar pekerjaan utama, atau menjadikannya sebagai karirmu dalam hidup.
Kamu sendiri yang menentukan, dengan segala keuntungan, tantangan, dan risikonya.